Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arjuna Papa

Di istana Astina, dihadapan patih Sakuni, prabu Suyudana berkata, “Pamanda patih Sakuni, sesudahnya adinda Arjuna mati diracun, iba rasa hatiku, sekarang kuperintahkan, kepada ratu sabrang prabu Jayasutikna hendaknya dapat memusnahkan para Pandawa, jika terlaksana, akan kupenuhi permintaannya meminang ananda Dewi Lesmanawati”, berangkatlah patih Sakuni, resi Durna, dan para Kurawa untuk menyampaikan pesan prabu Suyudana.

Hyang Baruna beserta puterinya retna Suyakti, iba rasa hatinya melihat Arjuna terapung-apung disamudera, berkatalah, “Wahai, raden Arjuna, kusembuhkan raden dari perbuatan para Kurawa yang meracuni raden, baiklah raden segera berangkat ke Sigrangga. Adapun putramu Abimanyu dan Irawan, telah berada di Astina”, sembuhlah raden Arjuna dari keracunannya, sambil mengucapkan terimaksih, berangkatlah Arjuna ke gua Srigangga.

Pula telah berkumpul, Sri Kresna dengan prabu Yudistira, Nakula, Sadewa dan Werkudara, kesemuanya akan menuju ke istana Astina, tak lain akan mencari Arjuna, demikian pula Gatutkaca, Anantasena, kesemuanya telah berangkat untuk mencari pamandanya Arjuna.

Dewi Banowati terperanjat hatinya melihat raden Arjuna sudah ada di kamarnya, setellah berbincang-bincang, masuklah raden Abimanyu dan Irawan, dengan isyarat darii ayahandanya, diseyogyakan menuju ke ruangan lain, lajulah raden Abimanyu ke gupit Mandragini, dan bertemulah dengan puteri ratu sabrang, Dewi Sutiknawati. Para inang pengasuh dari puteri tersebut, sangat terheran-heran melihat tindak-tanduk sang puteri Dewi Sutiknawati dan raden Abimanyu, takut jika dipersalahkan oleh prabu Jayasutikna, lajulah para inang untuk melapor.

Sri Suyudana, prabu Jayasutikna dan para Kurawa lengkap di istana sedang mereka berbincang-bincang, masuklah inang Dewi Sutiknawati, melaporkan, bahwasanya di gupit Mandragini terdapat pencuri, tak ada lain, mencuri asmara Dewi Sutiknawati. Marahlah Suyudana, demikian pula Jayasutikna, majulah mereka dengan maksud akan menangkap si pencuri, ikut serta pula para Kurawa dibelakangnya.

Perang terjadi sangat ramai, Prabu Jayasutikna akhirnya mati terbunuh oleh raden Arjuna, Suyudana akhirnya meminta maaf, Pandawa bersedia pula memaafkannya.

Prabu Duryudana, Druna dan Patih Sengkuni membuat kesepakatan akan mengundang Pandawa ke Astina untuk jamuan makan. Namun dibalik itu sebenarnya Pandawa akan diracuni agar mati semua. Pandawa datang di Astina memenuhi undangan serta tidak menduga akan adanya akal busuk yang dirancang Sengkuni. Para Kurawa gembira akan kedatangan Pandawa dan setelah menyantap makanan para Pandawa jatuh ke tanah dan mati.

Suyudana memerintahkan agar jenazah Bima dibuang ke sumur Jalatunda, lalu jenazah Arjuna dilempar ke tengah samudera, sedangkan jenazah Yudistira, Nakula, dan Sadewa dimasukkan ke Gua Sigrangga.

Jenazah Arjuna yang terapung-apung di lautan terlihat oleh Sang Hyang Baruna dan putrinya yakni Suyakti (istri Arjuna) pada waktu Arjuna membunuh raja raksasa Kala Roga dari Kerajaan Guadasar. Sebagai balas jasa maka Arjuna dihidupkan kembali oleh Sang Hyang Baruna dan diperintah untuk pergi ke Gua Sigrangga. Arjuna segera menuju ke Gua Sigrangga dan di sana bertemu dengan Dewi Suparti istri Sang Hyang Antaboga yang sedang menunggui jenazah Yudistira, Nakula, dan Sadewa.

Arjuna meminta agar saudara-saudaranya dihidupkan kembali dan permohonan itu dikabulkan. Tidak lama Bima juga datang di tempat itu setelah dihidupkan kembali oleh Hyang Antaboga pada waktu ia berada di sumur Jalatunda.

http://www.bluefame.com/topic/174953-lakon-kumpulan-cerita-wayang/page__st__100

1 komentar untuk "Arjuna Papa"

HinzArt 21 Maret 2013 pukul 15.52 Hapus Komentar
sangat jelas dan bermanfaat ceritanya, kalo bisa berkunjung juga ke http://wasihin-pbg.blogspot.com