Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagong


BAGONG, yang di daerah Banyumas disebut Bawor adalah seorang tokoh panakawan dalam dunia pewayangan. Panakawan adalah pengiring atau pamong yang selalu ikut dan mendampingi seseorang atau suatu keluarga, sebagai tempat berbagi suka dan duka serta dimintai saran-saran jika diperlukan. la adalah anak hasil pujaan Semar atau Ki Lurah Badranaya.

Menurut cerita dalam pewayangan, Bagong diciptakan dari bayangan Semar. Di hari-hari pertama Sang Hyang Ismaya turun ke dunia sebagai Semar untuk bertugas sebagai pamong golongan manusia yang berbudi baik, ia merasa kesepian. Karena itu ia mohion pada ayahnya, yaitu Hyang Tunggal, agar diberi teman. Sebagai teman setia Semar, adalah bayangannya, yang oleh Sang Hyang Tunggal kemudian diubah ujud menjadi Bagong. Itulah sebabnya bentuk dan wajah Bagong amat mirip dengan Semar. Seperti Semar, perut Bagong juga buncit, hidungnya pesek, pantatnya besar.

Bagong mempunyai sifat dan pembawaan yang kekanak-kanakan. Lucu, jarang bicara, tapi sekali bicara membuat orang tertawa. Dalam pewayangan, Bagong merupakan pengeritik tajam clan nylekit bagi tokoh wayang lain yang bertindak tidak benar. Biasanya, sebelum mulai berbicara, Bagong lebih dahulu mengucapkan kalimat pendahuluan yang khas sebagai berikut: "Gembor menentor bocor... " Baru setelah itu ia mengucapkan kalimat yang hendak disampaikannya. Dalam pedalangan Wayang Purwa, beberapa puluh tahun yang lalu tokoh Bagong hanya dikenal di beberapa daerah, terutama di Yogyakarta ke barat dan di daerah Banyumas, dan beberapa tempat di Jawa Timur. Namun kini tokoh Bagong juga dimainkan di daerah-daerah lain, bahkan juga dalam pedalangan di Jawa Barat. Pada Wayang Golek Sunda, tokoh Bagong sering dipersamakan dengan Cepot atau Astrajingga. Namun, beda dengan pada kebanyakan Wayang Kulit Purwa, di Wayang Golek Purwa Sunda, Cepot Astrajingga dianggap sebagai anak Semar yang tertua.

Tokoh Wayang Bagong mulai diciptakan pada zaman pemerintahan Sunan Amangkurat II, raja Mataram (1677 - 1703). Dengan candra sengkala "Mantri Sirna Sangoyag Jagad", dapat diperhitungkan Bagong tercipta pada tahun 1603 Jawa, atau 1679 Masehi. Namun siapa seniman penciptanya, tidak diketahui.
Walaupun Bagong sebenarnya merupakan anak pertama Semar, dalam pewayangan ia sering dianggap sebagai anak bungsu. Salah kaprah ini terutama disebabkan karena sifat Bagong yang kekanak-kanakan itu. Biasanya, dalam pedalangan Wayang Kulit Purwa atau di panggung Wayang Orang, Bagong berbicara dengan logat Jawa Banyumasan. Itulah antara lain, mengapa di daerah Banyumas tokoh Bagong amat digemari.
Khusus pada pewayangan di Jawa Timur ada tokoh yang disebut Hyang Katinja alias Besot, atau Besep, atau Bestil, atau Besil. Tokoh wayang ini berasal dari tinja Semar yang terinjak Bagong.

Dalam Wayang Menak, ada tokoh panakawan yang hampir serupa bentuknya dengan Bagong. Tokoh ini disebut Jiweng. Bagong beristri cantik, bernama Dewi Bagnawati, putri Prabu Balya dari Kerajaan Pucangsewu. Dalam lakon carangan "Semar Minta Bagus" atau "Semar Gugat", Bagong diajak Semar ke kahyangan dan diubah bentuknya menjadi ksatria tampan. Bagong diberi nama baru Bambang Lengkara, sedangkan Semar yang telah berganti rupa menjadi ksatria perkasa, menamakan dirinya Bambang Dewalelana. Dalam lakon ini, selain berubah menjadi tampan, Bagong juga memiliki kesaktian yang seimbang dengan para dewa.

Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa, tokoh Wayang Bagong dilukiskan dalam beberapa wanda. Di antara wanda Bagong adalah: Wanda Gembor dengan bibir lebih lebar dan terbuka. Dibandingkan dengan wanda lainnya, Bagong wanda Gembor merupakan wanda yang paling tua dan paling besar ukurannya. Hampir sebesar Semar. Sikap tubuhnya agak membungkuk dan kepalanya agak menunduk. Wanda Gilut, yakni yang bibir bawahnya lebih tebal. Tubuh Bagong wanda Gilut agak pendek, tetapi kepalanya mendongak dan dadanya membusung. Ciri lainnya, Bagong pada wanda Gilut ini mengenakan keris berwarangka sandang walikat. Wanda Ngengkel, sikap tubuhnya lebih tegak dan kepalanya agak mendongak. Yang terakhir, disebut Wanda Blungkang, yang gundul rambutnya, dan bibir bawahnya panjang.

Pada tahun 1987 Ir. Haryono Haryoguritno, seorang pakar seni kriya Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta, menciptakan wanda baru bagi Bagong, yakni Bagong wanda Blo'on. Wanda baru itu diciptakan sebagai pasemon terhadap keadaan zaman, saat generasi muda yang kurang peduli pada keadaan di sekitarnya.

http://blvckshadow.blogspot.com/2010/03/bagong.html


Posting Komentar untuk "Bagong"